Role playing atau bermain peran adalah penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman. Bermain peran merupakan suatu motode pembelajaran untuk berpura-pura menjadi sesorang tertentu yang digeluti orang tersebut. Saat bermain peran, anak-anak seakan masuk kedalam dunianya sendiri yang penuh pengalaman yang seru saat bermain peran tersebut.
Jika anak anda mengajak bermain peran, jangan buru-buru untuk menolaknya. Sebab bermain peran bukanlah sebuah permainan yang tidak bermakna, namun penting bagi perkembangan emosional, mental, intelektual, serta fisik anak. Potensi terbaik dimiliki anak pada saat usia Paud, TK, dan SD.
“Usia Paud, TK, dan SD merupakan usia terbaik untuk melatih empati, hati nurani, kontrol diri, dan tanggung jawab, mendidik anak usia SD berbeda tidak seperti anak Paud dan Tk yang hanya sekedar di dikte. Tetapi harus ada role play dan role being.” Irwan Rinaldi, Pakar Parenting dan Pendidikan anak.
Ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui bermain peran yaitu, anak dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, serta berpikir untuk memecahkan masalah dalam berbagai kondisi.
Seperti halnya di Ninos, sebuah profesi pemadam kebakaran yang dapat anda mainkan. Tidak hanya fisik saja yang bermain, tetapi emosi dan pikiran juga berpengaruh. Sehingga ketika anak besar nanti akan timbul role being untuk melakukan profesi ini anak dapat melakukannya dengan sungguh-sungguh seperti yang di dapatkan di Ninos.
“Ninos bukan hanya sekedar Edutainment park. Tidak hanya education dan intertainment tetapi juga di kombinasikan dengan pola asuh anak. Ninos bersifat kekeluargaan, tidak hanya anak yang bermain peran tetapi orang tua juga terlibat dengan harapan anak dan orang tua bisa bermain serta menerapkan pola asuh anak yang baik,” Denni Delyandri, CEO Ninos.